Arti Sakinah, Mawadah, Warahmah
" Selamat menempuh hidup baru ya, semoga pernikahannya langgeng, dan sakinah, mawadah, warahmah..."
Baarokallohulaka wabaroka ‘alaika wajama’a bainakumaa fiikhoir
Semoga Alloh memberi berkah kepadamu baik dalam kondisi senang dan susah dan mengumpulkan kalian berdua di dalam kebaikan
Ucapan tersebut merupakan salah satu doa yang dipanjatkan oleh teman-teman kepada sang pengantin baru. Lumrah dan biasa, ketika mendengarnya, tapi ketika saat ini membayangkan bahwa suatu saat (*semoga sampai, Insya Allah) akan ada orang-orang yang dengan tulus hati mengatakannya kepada saya, tiba-tiba saya berpikir, 'harapan' ato 'doa' seperti apa yang mereka panjatkan itu.
Pernikahan sakinah,mawadah,warahmah itu seperti apa ya? Pernikahan yang baik tentunya, sesuai syariat yang menghantarkan kepada ridha dan surgaNya tentunya. Tapi 'sakinah, mawaddah,warahmah' itu apa? dan bagaimana? Ternyata, Subhanallah indahnya...
Sebagaimana diketahui, kata sakinah, mawadah dan rahmah itu diambil dari
firman Tuhan:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri (pasangan) dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram (sakinah) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih (mawadah) dan sayang (rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Ar Rum : 21).
Kata sakinah berasal dari bahasa
Arab. Dalam bahasa Arab, kata sakinah mengandung makna tenang, tenteram,
damai, terhormat, aman, nyaman, merasa dilindungi, penuh kasih sayang,
dan memperoleh pembelaan. Dengan demikian keluarga sakinah berarti
keluarga yang semua anggotanya merasakan ketenangan, kedamaian,
keamanan, ketenteraman, perlindungan, kebahagiaan, keberkahan, dan
penghargaan.
Y Allah, baik sekali ya teman-teman yang mendoakan pernikahan kami sehingga nantinya dapat membangun rumah tangga yang damai, teduh, dan penuh berkah. Sehingga ketika pulang ke rumah yang merupakan tempat kami kembali tiap harinya merupakan waktu yang sangat diidamkan untuk beristirahat, bercengkrama bersama, berbagi suka duka dan canda ria. Aamiin ya Rabb. ^_^
Kata mawaddah juga berasal dari
bahasa Arab. Mawaddah adalah jenis cinta membara, perasaan cinta dan
kasih sayang yang menggebu kepada pasangan jenisnya. Mawaddah adalah
perasaan cinta yang muncul dengan dorongan nafsu kepada pasangan
jenisnya, atau muncul karena adanya sebab-sebab yang bercorak fisik.
Seperti cinta yang muncul karena kecantikan, ketampanan, kemolekan dan
kemulusan fisik, tubuh yang seksi; atau muncul karena harta benda,
kedudukan, pangkat, dan lain sebagainya. Biasanya mawaddah muncul pada
pasangan muda atau pasangan yang baru menikah, dimana corak fisik masih
sangat kuat. Alasan-alasan fisik masih sangat dominan pada pasangan yang
baru menikah. Kontak fisik juga sangat kuat mewarnai pasangan muda.
"Apabila seorang suami memandang istrinya dengan kasih sayang & istrinyapun memandang dengan kasih sayang maka Allah memandang keduanya dengan pandangan kasih sayang. Bila suami memegang telapak tangan istrinya maka dosa-d0sa keduanya berguguran dari celah jari tangan keduanyanya." (HR. Rafi'i)
Rahmah berasal dari
bahasa Arab. yang berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat, belas
kasih, juga rejeki. Rahmah merupakan jenis cinta dan kasih sayang yang
lembut, terpancar dari kedalaman hati yang tulus, siap berkorban, siap
melindungi yang dicintai, tanpa pamrih “sebab”. Bisa dikatakan rahmah
adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang sudah berada di luar
batas-batas sebab yang bercorak fisik. Biasanya rahmah muncul pada pasangan yang
sudah lama berkeluarga, dimana tautan hati dan perasaan sudah sangat
kuat, saling membutuhkan, saling memberi, saling menerima, saling
memahami. Misalnya seorang kakek yang berusia 80 tahun
hidup rukun, tenang dan harmonis dengan isterinya yang berusia 75 tahun.
Ketika ditanya, “Mengapa kakek masih mencintai nenek pada umur setua
ini?” Tidak mungkin dijawab dengan, “Karena nenekmu cantik, seksi,
genit”, dan seterusnya, karena si nenek sudah ompong dan kulitnya
berkeriput.
Demikian pula ketika nenek ditanya, “Mengapa
nenek masih mencintai kakek pada umur setua ini?” Tidak akan dijawab
dengan, “Karena kakekmu cakep, jantan, macho, perkasa”, dan lain
sebagainya; karena si kakek sudah udzur dan sering sakit-sakitan. Rasa
cinta dan kasih sayang antara kakek dan nenek itu bahkan sudah berada di
luar batas-batas sebab. Mereka tidak bisa menjelaskan lagi “mengapa dan
sebab apa” masih saling mencintai.
Rumah tangga yang direkat oleh mawaddah dan rahmah adalah pasangan
dimana masing-masing secara naluriah memiliki gelora cinta mendalam
untuk memiliki, tapi juga memiliki perasaan iba dan sayang dimana
masing-masing terpanggil untuk berkorban dan melindungi pasangannya
dari segala hal yang tidak disukainya. Keluarga sakinah memiliki suasana yang damai,
tenang, tenteram, aman, nyaman, sejuk, penuh cinta, kasih dan sayang.
Keluarga yang saling menerima, saling memberi, saling memahami, saling
membutuhkan. Keluarga yang saling menasihati, saling menjaga, saling
melindungi, saling berbaik sangka. Keluarga yang saling memaafkan,
saling mengalah, saling menguatkan dalam kebaikan, saling mencintai,
saling merindukan, saling mengasihi. Keluarga yang diliputi oleh suasana
jiwa penuh kesyukuran, terjauhkan dari penyelewengan dan kerusakan. Merupakan nikmat yang sempurna apabila pernikahan nantinya sakinah,mawaddah, warahmah... Subhannallah, ternyata begitu indah dan mulia. ^_^
Y Allah, semoga niat beribadah kepadaMu dengan menikah ini nantinya akan memperoleh ridha dan berkahMu, menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah. Keluarga yang dipenuhi cinta. Aamiiin...
Adalah kebahagiaan seorang laki-laki ketika Allah menganugrahkannya seorang istri yang apabila ia memandangnya, ia merasa semakin sayang. Kepenatan selama di luar rumah terkikis ketika memandang wajah istri yang tercinta. Kesenangan di luar tak menjadikan suami merasa jengah di rumah. Sebab surga ada di rumahnya;
BAITI JANNATI (Rumahku, Surgaku)
Ps : Kepada calon suamiku, ini harapanku semata untuk rencana besar, rencana indah kita. :) Sebab cinta yang hakiki bukan dilewati dengan pujian & sanjungan.
Cinta yang hakiki justru diuji dengan berbagai peristiwa yang
menyakitkan yang membuat hati kita terluka dan menderita. Allah
membentuk dan melatih kita melalui luka itu, bukan pada seberapa besar
luka itu tetapi seberapa besar kekuatan & kesabaran yang kita miliki
untuk menjalani luka itu. Kekuatan dan kesabaran yang dihiasi kasih
sayang itulah yang akan tetap membuat bahtera rumah tangga kita seindah
impian sampai akhir hayat, karena Allah mencurahkan ridha, rahmat, berkah dan kasih
sayangNya untuk keluarga kita.
Abadikan ilmu dengan menuliskannya, menyebarkannya..
Love,
Comments
Salam I-Pub
Waalaikumsalam..
Iya, Subhanallah moga2 jadi 'gak biasa' klo mendapat ucapan/doa "Semoga pernikahannya sakinah, mawaddah, warahmah..". Doa dan pengharapan yang indah ^_^
Mampir blognya I-Pub informatif sekali, lanjutkan ya.. Klo ada sumbernya mohon dcantumkan.