Rencana Yang (Mungkin) Akan Tertunda & Kado Istimewa Untuk Suami


Suatu malam saat kami berbaring hendak tidur, tiba2 suami mengajak berbincang bersama. 
"De, pengennya nanti hamil apa ditunda dulu?"

Nah, inilah yang semenjak awal merencanakan menikah membuat hati saya galau tak menentu (cieh). I love babies. I love kids. Saya pengen ketika nanti punya anak di usia yang tepat, tidak terlalu tua sebagai wanita, biar bisa dikata kakak- adik (ups, hahaha). Sebenernya sih agar ketika dewasa kelak, saya masih punya kesempatan yg lebih besar untuk menghabiskan waktu bersama, gap umur tidak terlalu jauh, dan saya bisa jadi sahabat mereka di kehidupan (Aamiin). 

Tapi, kalau mengenai rencana saya yang ditawari beasiswa lanjut kuliah? Rencana tentang berkelana itu? Misal saya tetep on the track, berarti kemungkinan hamil pun bisa jadi tertunda selama 2-3 tahun. Ketuaan juga darling, saya ngga mau.. huhuhu... Inilah kenyataan hidup,, apa yang kita inginkan mungkin bukan yang kita dapatkan, apa yang kita butuhkan mungkin tak sesuai kenyataan.. Ah,, apalah...

Jadi kami memutuskan untuk...sedapatnya lah.. Apabila memang Allah memberikan kami amanah sebagai orangtua segera, kami akan  berusaha sebaik mungkin.. Dan rencana2 lain itu, akan tetap kami wujudkan, bagaimanapun caranya, selama mendapat seizin Allah. Allah pasti akan memberikan yang terbaik, itu yang kami yakini.

Nah, tanggal 16 Januari nanti suami ultah,, saya sempat tanya mo kado apa.. Jawabannya, dia dengan manja menyenderkan kpalanya sambil menunjuk perut saya.. "Pengen itu.." --- Oh Please, udah pada ngerti kan klo yang dimaksud bukan pengen perut ato masuk kembali ke dalam perut.. ---- Yap, katanya dy pengen menjadi seorang ayah.. masa pacaran kurang lebih 4-5 tahun sudah cukup katanya.. Dia ingin ada 'keramaian' selain 'kehangatan' di rumah... Tadinya yang berpikir, nanti punya anaknya kalau udah punya ini itu..ternyata ngga jadi deh.. hehehehe....

Di post ini  kan saya smpt cerita kalau selain sakit honeymoon cystitis, minggu depannya saya didiagnosis sakit gejala typus ringan.. Tapi sebenernya antibiotik typusnya ngga saya minum sih.. masa 2 minggu berturut2 minum antibiotik melulu,, dan saya takut sedang progress hamilton yang belum disadari gara2 baca artikel ini.

Masalahnya begini, kita kan baru tahu hamil setelah test pack sendiri lalu ke dokter, kita test pack ketika sadar ada perubahan dalam diri kita (yang diantaranya adalah telat mens/haid). Perubahan sendiri terjadi ketika tubuh mulai merespon ketika terjadi pembuahan yang biasanya terjadi di masa subur (dengan mengeluarkan hormon2 tertentu). Perubahan itu, termasuk gejala fisik dan non fisik dapat mulai dirasakan tergantung kepekaan masing2 calon ibu kan. Tapi biasanya, acuan jelasnya adalah telat mens, dan itu biasanya 14 hari setelah masa subur/pembuahan. Berarti masa 14 hari itu bisa jadi kita mulai hamil tapi belum terdeteksi, dari mulai hormon HCG, dll. 


Padahal jika pada masa itu telah terjadi pembuahan, obat-obatan khususnya antibiotik tertentu sudah bisa menyebabkan calon janin mengalami kecacatan dalam proses pertumbuhannya. Antibiotik yang diharamkan bagi ibu hamil antara lain golongan quinolon, misalnya yang cukup terkenal adalah floroquinolon dan siprofloksasin. Golongan antibiotik yang banyak dipakai untuk diare, typus dan infeksi paru-paru ini bisa menyebabkan cacat pada bayi dan gangguan pertumbuhan tulang pada anak.

Salah satu jenis kecacatan yang paling parah dari penggunaan quinolon semasa hamil dan menyusui adalah epiphysis tulang atau tulang belakang tidak menutup. Sementara pada anak-anak yang masih mengalami pertumbuhan tulang, pertumbuhan itu akan terhambat sehingga postur tubuhnya cenderung lebih pendek dibanding teman sebaya. /

Antibiotik golongan quinolon baru boleh diberikan pada anak jika kondisinya sangat darurat dan tidak ada pilihan obat lain untuk menyelamatkan nyawanya. Dalam kondisi seperti ini, efek samping pada tulang bisa dikesampingkan karena nyawa lebih mendesak untuk diselamatkan.

Secara umum, penggunaan antibiotik memang tidak boleh dilakukan sembarangan. Obat untuk membunuh mikroorganisme tersebut harus diminum secara teratur sesuai aturan sampai habis, sebab jika tidak justru bisa memicu kekebalan atau resistensi kuman
Ya sudah jadi ngga lanjut minum antibiotiknya, harusnya sama sekali ngga diminum, tapi krn sudah terlanjur, jadi bingung, di stop aja.. Nanti paling saya bicarakan ke dokternya kalauu misalkan saya bener2 hamilton.. hehehehe..


Comments

Popular Posts