Rencana Keuangan Keluarga Kecilku #part1

Note : Tulisan ini di publish di awal tahun sebagai bagian dari resolusi ! One day one post.. Tapi berhubung anak anak sakit dirumah, saya sakit kepala, mau menulis tapi terpapar cahaya wadaw.. sambil mengernyitkan kepala, cek draft.. Alhamdulillahhh.. Jadi satu paragraf ini baru pembukaan ya.. Mudah2an bisa rutin lagi menulis.. Aamiiiin...


Hamil anak kedua ini, bawaannya pengen hitung-hitungan terus :D Alibi nya bawaan orok, padahal sih emang saya nya aja typical planner maniac.. hehehe

Secara udah jadi manager keuangan keluarga, saya bersyukur udah menempuh jalur pendidikan yang berliku (ceilah) minimal saya jadi wanita yang  want to learn more dibidang apapun. Jadi siapa yang bilang wanita ngga butuh pendidikan tinggi2, saya pelototin satu2 ya.. (*galak)


Akhir-akhir ini saya merasa perlu lebih mencermati rencana keuangan, karena merasa belum save juga, gimana klo misalnya amit saya dan suami kenapa2? Buat dana pendidikan Kiya dan adik2nya nanti bagaimana ya enaknya? Mau investasi bentuk apa ya? Dan selain aktif masukin suami ke milis2 parenting dan hadir seminar2 couple parenting, tab browser saya penuh dengan milis2 perencanaan keuangan keluarga. 

Termasuk jadi sering kirim2 copas artikel ke WA suami tentang pentingnya perencanaan disini.


Jadi sebelum saya memulai investasi ada beberapa dua hal yang menjadi concern saya:

1. Menghapus Hutang
Dan menjadi orang yang bebas merdeka seutuhnya (hahay).. Saya dan suami bukan tipe orang yang pakai kartu kredit meski tawaran itu banyak sekali. Selain karena merasa belum perlu jadi di bagian ini kami saveee horaay (padahal kedepannya salah satu dari kami tetep bakal harus pakai). Katanya kalau hutang kartu kredit itu bisa bikin orang bangkrut karena ga sadar bunganya aja bisa sampai 45% setahun. Apalagi klo dipake buat konsumtif aja. Baru aja setahun KPR, saya uda gelisah karena riba nya, jadi pengen segera dilunasi. Mudah2an next akuisisi rumah bisa bangun sediri atau beli cash.. Aaamiiiin.... Untuk hutang lain pun ada baiknya dilunasi terlebih dahulu sebelum memulai investasi. Target lunasin hutang kapan? (segeraaaaaa dan secepatnyaaa jika Allah mengizinkann)

2.  Daftar Haji
Mau nunggu umur seberapa tua baru dapet kloter? hikshiks.. Harus haji dulu baru bisa menghajikan orang lain (misal orang tua) kan... Ini perlu perencanaan dan olah dana >> ujungnya dari muter untuk modal usaha dan investasi.

3. Menyiapkan Dana Darurat.
Ini dana dipakai kalau bener-bener darurat atau meminjam istilah mbak Ligwina Hananto sebagai bumper.. Kalau tiba-tiba kita kehilangan pekerjaan, atau tiba-tiba sakit, atau yang mendadak-mendadak gitu dana ini dipakai untuk biaya hidup sementara ke depannya sampai penghasilan itu ada lagi. Nah, dana nya mau dibentuk apa nih? Klo bentuknya duit udah pasti kegerus inflasi..heuheu.. tapi dana darurat sebaiknya likuid (gampang cair) jadi paling aman berbentuk tabungan, emas, dan deposito (ada denda tapi kalau dicairkan sebelum waktunya).

utk ancang2 persiapan dana darurat ini saya pakai tools di Dana Darurat


Kesimpulan :

  • Untuk lajang dana darurat minimal 4 kali pengeluaran rutin per bulan.
  • Untuk menikah tanpa anak dana darurat minimal 6 kali pengeluaran rutin per bulan
  • Untuk menikah dengan 1 anak maka dana darurat minimal 9 kali pengeluaran rutin.
  • Untuk menikah dengan 2 anak atau lebih maka dana darurat minimal 12 kali pengeluaran rutin 
  • Untuk pensiun maka dana darurat minimal 12 kali pengeluaran rutin
  • Untuk freelance maka dana darurat minimal 12 kali pengeluaran rutin


4. Proteksi
Proteksi ini biasanya untuk : jiwa, kesehatan (sakit dan atau kecelakaan) sehingga pada umumnya berupa polis asuransi. Asuransi ini ada yang murni ada yang plus investasi.

Asuransi jiwa murni berarti asuransi ini hanya untuk memenuhi kebutuhan proteksi jiwa saja atau tanpa adanya skema investasi. Jadi tidak ada nilai tunai yang terbentuk dalam produk ini sebagaimana produk asuransi lainnya yang bersanding dengan investasi (unitlink). Jadi asuransi jiwa murni ini punya konsekuensi apabila sampai term waktu tertentu tidak terjadi apa apa pada pemberi nafkah maka uang pertanggungan itu akan hangus (hilang). Berbeda dengan asuransi yang ditambahkan dengan investasi dimana bila tidak terjadi apa-apa pada pemberi nafkah maka uang investasi itu masih bisa keluar. Pilihannya mau murni atau investasi? PR deuii...  Tapi yang jelas akan ada perbedaan cukup besar antara keduanya. Asuransi jiwa dengan investasi memiliki premi yang lebih besar tiap tahunnya dan uang pertanggungan (UP) tidak semaksimal yang khusus murni asuransi jiwa.

Sebenernya kalau buat keluarga yang mempunyai aset lancar memadai (aset lancar) atau bahasanya punya pendapatan sampingan (passive income) yang jumlahnya melebihi kebutuhan asuransi jiwa dan kebutuhan rutinnya (cash flow) katanya sih ngga buat asuransi jiwa pun gak apa-apa, karena meskipun meninggal, keluarga yang ditinggalkannya tidak akan terlantar. Berhubung bisnis yang saya kerjain (jualan buku anak) belum sampai bisa memenuhi kebutuhan asuransi jiwa dan cash flow rutin keluarga jadi proteksi ini penting bangett... Kesehatan memang sudah di cover kantor (baik dari kantor suami dan kantor sendiri) tapi untuk asuransi jiwa kami belum ada yang pegang.. hiks..

Kutipan artikel penting nih :
Dan sebaiknya jangan menggunakan anak sebagai ahli waris meski dana diperuntukkan baginya. Sebaiknya pakai wali waris agar lebih mudah mengeksekusi manfaat asuransi dan menghindari kesulitan melikuidasi uang pertanggungan (UP). Pada dasarnya, fungsi asuransi jiwa adalah sebagai antisipasi untuk menggantikan pendapatan orang yang meninggal. Tujuannya agar orang yang hidupnya bergantung pada orang yang kemudian meninggal tersebut masih bisa bertahan dari sisi finansial. Penting untuk dipertimbangkan, agar Anda tak merasa terbebani dengan premi yang dibayarkan, maka pastikan cicilan premi tak mengganggu cash flow dan tabungan wajib untuk dana pendidikan. Pasalnya, banyak nasabah asuransi berhenti di tengah jalan karena terbebani premi. Sebaiknya Anda mengalokasikan maksimal 10% dari penghasilan untuk membeli asuransi.  sumber



5. Biaya Anak : Dana Pendidikan
Untuk biaya anak ini karena jarak kakak Kiya dan adik 2 tahun kurang jadi bener2 harus cermat deh plotnya.. hahahaha ^_^ yakinnnn Allah ngasih rejekinya buat masing2 anak.. tinggal ayah bundanya nih usaha gimana mengelolanya supaya sampai ke tangan kalian anak2 tercinta dengan baik :*

Dengan tingkat inflasi pendidikan tk - sma sekitar 15-20 % per tahun
Tingkat inflasi pendidikan universitas sekitar 10-15 % per tahun


Berdasarkan jenjangnya terbagi begini :
a. Tk : misal start pas kakak Kiya usia 2 tahun, berarti termasuk investasi di bawah 5 tahun (deposito, emas)
b. Sd : bisa pakai deposito, reksadana campuran
c. Smp, sma, kuliah s2 : reksadana saham
d. Biaya nikahin anak : belum kepikiran, properti ? hehehe

6. Biaya Hari Tua : Dana Pensiun
Suami pekerjaan dosen, dan saya sama-sama dari satu yayasan pendidikan swasta. Baiklah kita harus mikirin dana pensiun sayang, kecuali saya jadi PNS..hehehe :D



catatan blog finance yang rajin saya simak :
http://www.qmfinancial.com
http://www.catatankeluargamuda.com


tools hitungan :
http://tujuanloapa.qmfinancial.com
http://zapfinance.co.id/zapfin-check-up/

Comments

uni said…
Bunda, kenapa tidak boleh pakai nama anak sebagai ahli waris ya bun? Kalo pake nama orang lain apa tidak beresiko tinggi?
"agar lebih mudah mengeksekusi manfaat asuransi dan menghindari kesulitan melikuidasi uang pertanggungan (UP)"

Kalau nama anak sebagai ahli waris perlu dipertimbangkan apabila misalkan terjadi pencairan sewaktu anak masih dibawah umur, biasanya ini yang ribet, dana beku susah cair..itu sih yang saya tangkapp,,hehehe,,

Popular Posts